Text
Incredible brothers 2
Teriakan menggema, mata sipit itu tiba tiba terbuka menatap langit-langit ruangan di mana sekarang ia berada. Napasnya tercekat, debar jantungnya memburu, keringat dingin membasahi kening, wajahnya memucat dengan tubuhnya bergetar hebat. Matanya berkaca-kaca memegang dadanya yang tiba tiba nyeri. Rasanya sakit sekali membuatnya ingin meraung “Kamu nggak apa-apa?” Pria bermata sipit itu mengerjap, mendongak pada temannya yang kini berdiri memegang bahunya. “Nggak apa-apa,” sahutnya mengusap wajahnya pelan, menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Ia beranjak dari sofa, meraih ponselnya di meja. Pukul setengah satu malam. Sudah berapa lama ia tertidur? “Aku balik dulu,” pamitnya menepuk punggung Allan, teman seperjuangannya. Ia meraih jas putihnya digantungan bertuliskan dr. Saka Rivano Thomas. Ia adalah seorang dokter berusia dua puluh empat tahun sekaligus direktur di rumah sakit keluarganya sendiri. Langkah beratnya terdengar di sepanjang lorong rumah sakit, lalu memasuki sebuah kamar bertuliskann VVIP. Mata sendunya mengarah pada sosok yang terbaring di atas ranjang gxueen size nya, Matanya yang terpejam membuatnya terlihat seperti seorang putri tidur dalam kerajaan. Pria yang akrab disapa Saka itu menatap gadis tersebut dengan mata meredup. Tubuhnya semakin kurus, wajahnya semakin pucat, bibirnya mengering, dan tubuhnya terlihat kaku. Air mata Saka terjatuh menyaksikan semua itu. Suara monitor terus terdengar di ruangan, matanya yang sipit beralih pada layar monitor yang menampilkan garis-garis tak beraturan. Hatinya teriris melihat alat penopang hidup yang melekat di tubuh gadis itu. Saka meraih tangan gadis itu, membawanya menempel pada keningnya. Air matanya semakin deras mengalir. Sudah lima tahun empat bulan lamanya, sang adik terbaring koma dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan siuman. “Maafin Mas,” ucap Saka bersahutan dengan suara monitor dan jarum jam dinding di sana. “Maafin Mas, Sha,” Rasa bersalah karena gagal menyelamatkan adiknya menggerogot hidupnya selama ini. Kejadian itu terjadi di depan matanya, tapi £ tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap kali bayangan itu muncul, membus Saka ingin mati.
B002324 | 899.221 3 UNI i | My Library (800) | Tersedia |
B002325 | 899.221 3 UNI i | My Library (800) | Tersedia |
B002326 | 899.221 3 UNI i | My Library (800) | Tersedia |
B002327 | 899.221 3 UNI i | My Library (800) | Tersedia |
B002328 | 899.221 3 UNI i | My Library (800) | Tersedia |
B002329 | 899.221 3 UNI i | My Library (800) | Tersedia |
B002330 | 899.221 3 UNI i | My Library (800) | Tersedia |
B002331 | 899.221 3 UNI i | My Library (800) | Tersedia |
B002332 | 899.221 3 UNI i | My Library (800) | Tersedia |
B002333 | 899.221 3 UNI i | My Library (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain